TUGAS
RESUM DARI BUKU ‘ KULIAH AQIDAH’
Tauhid berasal dari kata bahasa arab yaitu ahada yang artinya esa/
tunggal/ satu. Tauhid artinya mengesakan (mengesakan Allah-Tauhidullah). Ajaran
Tauhid merupakan tema sentral aqidah dan iman. Oleh karena itu aqidah dan iman
sering diidentikan dengan istilah tauhid.
Beberapa istilah lain yang semakna dengan tauhid diantaranya:
1. ‘Aqidah
‘aqidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan-‘aqiidatan.
‘aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Kemudian ‘Aqidah berarti
keyakinan (Al-Munawir,1984, hlm. 1023).
2.
Ushuluddin
Ushuluddin
berasal dari kata ushul yang artinya dasar, pokok dan ad-din yang berarti
agama. Tauhid disebut ushuluddin karena karena ajaran tauhid dan aqidah adalah
pokok-pokok ajaran agama islam.
3.
Teologi
Teologi berasal
dari kata Teo yang berarti Tuhan dan Logos yang artinya ilmu. Jadi, Teologi
merupakan ilmu yang mempelajari Ketuhanan.
4.
Iman
Iman berasal
dari kata amana ya’munu imaanan yang artinya kepercayaan/ keyakinan. Aspek
keimanan ada 3 antara lain terdapat dalam definisi iman menurut ulama
salaf(Imam Ahmad, Malik dan Syafi’i) yaitu
تَقْرِيْرٌ بِا للِّسَانِ وَتَصْدِيْقٌ بِا لْقَلْبِ وَ عَمَلٌ بِا
لْأَرْكَانِ
“ suatu pengakuan dengan lisan, membenarkan dalam
hati dan diamalkan dengan perbuatan anggota tubuh.”
Iman yang mencakup ketiga aspek ini dinyatakan dalam surat Al
Mukminun ayat 1-11.
5.
Fiqhul Akbar
Artinya fikih besar. Yaitu pahamyang secara
mendalam/sungguh-sungguh memahami hakikat Tuhan. Istilah ini muncul berdasarkan
pemahaman Tafaqquh fiddin yang diperintahkan Allah dalam surat At Taubah: 122.
Kata akbar tersebut untuk membedakan pengertian fikih dalam masalah hukum.
Keyakinan tidak boleh bercampur sedikitpun dengan keraguan.
Tingkatan keyakinan dari yang terendah meliputi Syak yaitu sama kuat
antara membenarkan sesuatu atau menolaknya. Kemudian Dzan yaitu salah
satu lebih kuat sedikit dari yang lain karena ada dalil yang menguatkannya.
Ketiga: Ghalabatudz dzan artinya cenderung lebih menguetkan salah satu
karena sudah meyakini dalil kebenarannya. Keyakinan yang tertinggi adalah
tingkat Ilmu yang disebut dengan aqidah.
Ilmu dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Ilmu dharuri
adalah ilmu yang ditangkap oleh indera dan tidak memerlukan dalil pembuktian.
Misalnya, adanya pulpen yang sudah terlihat oleh mata.
2.
Ilmu nadzari
adalah ilmu yang ditangkap oleh indera tapi memerlukan dalil pembuktian.
Misalnya, ketiga sisi segitiga sama sisi mempunyai panjang yang sama,
memerlukan dalil bagi orang belum mengetahui teori ini.
Selain itu juga ada ilmu badihiyah yaitu segala sesuatu yang
kebenarannya memerlukan dalil pembuktian akan tetapi karena sudah sangat umum dan mendarah daging maka,
kebenaran itu tidak lagi memerlukan dalil pembuktian. Misalnya, dua pertiga
lebih besar dari satu pertiga.
Dalam membuktikan wujud(ada-Nya) Allah adalah sesuatu yang
bvadihiyah. Akan tetapi,Setiap manusia memiliki fitrah yaitu mengakui kebenaran(bertuhan),
sedangkan indera untuk mencari kebenaran, akal untuk menguji kebenaran dan
wahyu sebagai pedoman dalam menentukan kebenaran.
Untuk membuktikan adanya Allah dengan dalil sifat/ teori/ qanun
sebagai berikut
a.
Nidzam yaitu
hukum keteraturan alam. Maksudnya alam semesta teratur karena ada pengaturnya
yaitu Allah.
b.
Wujub artinya
wajib. Adanya alam semesta mungkin dan tidak adanya juga mungkin. Tetapi
penentu adanya alam semesta bersifat wajib adanya(wajibul wujub) yaitu Allah.
c.
‘illat artinya
sebab. Adanya sesuatu pasti ada sebabnya. Dan Allah yang menyebabkan bumi ini
ada.
d.
Huduts artinya
baru. Alam semesta adalah sesuatu yang hadits(baru, ada awalnya). Sesuatu yang
hadits pasti nada yang mengadakan nya dan yang mengadakannya tidak mungkin
sesuatu yang hadits pula tetapi haruslah yang qadim(terdahulu).
A.
Ruang Lingkup Tauhid
Tauhid dibagi menjadi 4 tingkatan/tahapan antara lain:
1.
Tauhid
uluhiyyah berasal dari kata a-la-ha yang berarti tenteram, tenang, cinta dan
sembah. Jadi tauhid uluhiyah adalah mengesakan Tuhan. Sebagaimana dalam surat
Thaha: 14.
2.
Tauhid
Rububiyah berasal dari kata Rabb yang artinya memelihara, memperbaiki,
memimpin, mendidik dan mengembangkan. Jadi tauhid Rububiyah adalah mengimani
Allah sebagai pemelihara, pelindung dan pemimpin. Sebagaimana surat Al-fatihah:
2 dan An-nas: 1.
3.
Tauhid Mulkiyah
berasal dari kata malik yang artinya raja dam yang memiliki. Jadi tauhid
mulkiyah yaitu meyakini Allah sebagai raja dari segala sesuatu yang
dimilikinya. Sebagaimana dalam surat Al-fatihah: 4 dan An-nas: 2.
Jika kita
meyakini Allah satu-satunya raja yang menguasai alam semesta maka kita minimal
harus mengakui Allah adalah Waly(pemimpin), Hakim( penentu) dan Ghayah(Yang
menjadi Tujuan).
4.
Tauhid
‘Amaliyah yaitu selain mengimani Allah sebagai Rabb, Illah dan Mulk juga harus
ditunjukkan dengan perbuatan.
Dari beberapa dimensi
tersebut berlaku 2 teori yaitu
a.
Dalil Talazum
artinya kemestian. Artinya dari mengimani Tauhid Ulluhiyah berarti memiliki
konsekuensi logis untuk mengimani semua tauhid yang lain.
b.
Dalil Tadhamun
artinya cakupan. Maksudnya setiap orang yang sudah mengimani tauhid ‘amaliyah
berarti sudah melalui tauhid-tauhid yang lain sebelumnya.
B.
Makna La ilaha
illallah
La dari lafal La ilaha illallah
adalah la linafilil jinsi yaitu huruf nafi yang menafikan segala macam jenis
illah (tuhan). Illa adalah huruf istitsna (pengecualian) yang mengecualikan
Allah dari segala jenis Tuhan yang dinafikan. Bentuk kalimat ini adalah
manfi(negatif) lawan dari kata mutsbat(positif). Kata illa berfungsi untuk
mengitsbatkan manfi. Hal ini bermaksud al hasru(membatasi) dan taukid(menguatkan).
Dengan demikian pengertian lafadz La
ilaha illallah adalah sesungguhnya tiada Tuhan yang benar-benar berhak disebut
Tuhan selain Allah SWT.
C.
Hal-hal yang
membatalkan Syahadatain meliputi
1.
Bertawakal
kepada selain Allah SWT.
2.
Tidak
mensyukuri nikmat Allah(kufur nikmat)
3.
Beramal dengan
tujuan selain Allah
4.
Memberikan hak
penghalalan ataupun pengharaman(hak menentukan hukum syar’i) selain yang di
tentukan Allah.
5.
Taat secara
mutlak kepada selain Allah dan Rasulullah.
6.
Tidak
menegakkan hukum Allah
7.
Membenci islam,
sebagian ataupun seluruhnya.
8.
Lebih mencintai
dunia daripada akhirat.
9.
Memperolokkan
Al Quran dan sunah serta tidak mengimaninya
10.
Mengangkat
orang-orang kafir dan munafik menjadi pemimpin
11.
Melakukan
syirik kecil (ria).
D.
Syirik
Syirik dibagi menjadi 2 yaitu
1.
Syirik
Akbar(besar)
Adalah menjadikan bagi Allah sekutu. Syirik akbar ini ada yang
zahirun jalli( tampak nyata seperti menyembah berhala, matahari, bulandan
benda-benda tertentu(taghut).
Selain itu njuga terdapat Bhatinun Khafi (tersembunyi) seperti berdoa
kepada orang sudah meninggal. Syirik besar dosanya tidak dapat diampuni kecuali
bertobat sebelum meninggal.
2.
Syirik
Asghar(kecil)
Adalah semua perkataan dan perbuatan yang membawa sesorang kepada
kemusyrikan. Contohnya seperti,
a.
Bersumpah
dengtan selain Allah
b.
Menggunakan
mantra, azimat dan sihir
c.
Mempercayai
ramalan atau perbintangan
d.
Menyembelih/
sesembahan kepada selain Allah
e.
Bernadzar
kepada selain Allah
f.
Melakukan ria
yaitu melakukan perbuatan agar dipuji makhluk.
B. IMAN KEPADA MALAIKAT
a.
Makhluk ghaib
Makhluk ghaib adalah makhluk yang tidak dapat dijankau panca
indera. Terdapat dua makna ghaib yaitu gaib mutlak ialah sesuatu yang tidak
dapat dijangkau indera siapapun dan kapanpun. Dan ghaib nisbi ialah sesuatu
yang tidak dapat dijangkau oleh orang yang jauh.
Untuk mengimani makhluk ghaib dapat menempuh dengan akhbar (melalui
informasi dari sumber tertentu) dan bil-atsar(melalui bukti nyata yang
menunjukan adanya.
b.
Malaikat
Kata ini berasal dari bentuk jamak malak(al-alukah) artinya
arrisalah(pesan/ misi).
Malaikat ialah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah dari cahaya
dengan wujud dan sifat-sifat tertentu.
Malaikat dapat mewujudkan diri dalam berbagai bentuk. Malaikat
tidak memiliki nafsu dan selalu memperhamakan diri kepada Allah dengan taat.
Malaikat sangat banayak jumlahnya tetapi hanya terdapat 10 malaikat
yang wajib diimani oleh umat islam diantaranya,
1.
Jibril bertugas
menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul. Nama lain jibril ialah ruhul
qudus, ruhul amin, an-namus
2.
Mikail bertugas
mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan alam. Seperti melepas angin,
menurunkan hujan,dan lain-lain,
3.
Israfil
bertugas meniup terompet di hari kiamat dan hari kabangkitan.
4.
Izrail bertugas
mencabut nyawa makhluk.
5.
Raqib dan atid
bertugas mencatat perbuatan baik dan buruk manusia.
6.
Dan
malaikat-malikat yang lain.
Dengan meyakini adanya malaikat kita jadi merasa diawasi dan kita
akan melakukan perbuatan yang sesuai dengan ajaran islam.
c.
Syaitan
Malaikat berusaha menggerakkan hati manusia untuk berbuat kebaikan sebaliknya
syatan berusaha menggoda manusia untuk berbuat kejahatan.
Kata syaitan berasal dari kata satana artinya menjauh. Maksudnya
menjauhnya diri syaitan dari kebenaran.
Jin berasal dari kata janna yang berarti bersembunyi yaitu
bersembunyi dari pandangan manusia. Iblis berasal dari kata ablasa yang artinya
putus asa. Dinamakan iblis karena mereka putus asa dari rahmat Allah.
Jin ada yang durhaka dan ada yang patuh kepada Allah swt.
Dua cara yang ditempu syitan untuk menggoda manusia diantaranya:
1.
Thadlil yaitu
dengan jalan menyesatkan. Langkah yang ditempuh syaitan untuk merealisasikan
tadhlil antara lain:
a.
Waswasah(bisikan,
was-was)
b.
Nisyan(lupa)
c.
Tamani
(angan-angan)
d.
Tazyin(memandang
baik perbuatan maksiat)
e.
Wa’dun(janji
palsu)
f.
Kaidun (tipu
daya)
g.
Shaddun (hambatan)
h.
‘Adawah(permusuhan)
2.
Takhwif yaitu
cara yang ditempuh syetan dalam menggoda manusia dengan cara menakut-nakuti.
Takut yang dimaksudkan adalah takut dalam menyatakan kebenaran, takut dalam
menegakkan hukum Allah dan lain sebagainya.
C. IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Secara etimologis kata kitab adalah bentuk mashdar dari kataba
artinya tulisan. Secara terminologis ialah kitab-kitab yang diturunkan oleh
Allah kepada para Nabi dan rasulnya.
Kitab yang yang diturunkan oleh Allah yang wajib diimani ada 4
yaitu
a.
Kitab zabur
diturunkan kepada nabi Daud
b.
Kitab taurot
kepada nabi Musa AS
c.
Kitab injil
diturunkan kepada nabi Isa as.
d.
Kitab Al Qur an
diturunkan kepada nab Muhammad SAW.
Di samping
menurunkan kitab Allah juga menurunkan shuhuf yang merupakan benytuk jama’ dari
shahifah yang artinya lembaran. Dipakai sebelum kitab diturunkan. Shuhuf ini
diturunkan kepada Nabi Ibrahim as. dan
Musa as. Dinyatakan dalam al Qur an surat Al A’la:18-19.
Kitab Allah sebagai wahyu yaitu kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi dan Rasul-Nya. Penurunan wahyu melalui malaikat jibril dengan dua cara:
jibril datang membawa wahyu seperti gemerincing lonceng y6ang sangat keras. Dan
dengan cara menampakan dirinya sebagai seorang lelaki. Al Quran ketika turun
langsung dihafal oleh nabi dan para sahabat keudian ditulis sehingga
keotentisannya terjaga
Pada zaman Abu bakar Al Quran dikumpulkan atas usualan sahabat Umar
RA. Dan pada masa Utsman bahasa Al Quran diseragamkan sehingga disebut rasmul
Utsmani.
Fungsi Al Quran terhadap kitab lain yaitu:
a.
Sebagai nasikh
yaitu menghapus lafadz maupun hukum kitab terdahulu. Artinya kitab-kitab
terdahulu sudah tidak berlaku lagi.
b.
Sebagai
Muhaimin yaitu Al Quran sebagai pengujian atau korektor terhadap kebenaran
kitab-kitab sebelumnya.
c.
Sebagai Tashdiq
yaitu Al Quran menguatkan kebenaran kitab-kitab Allah sebelumnya.
D. IMAN KEPADA NABI DAN RASUL
Secara etimologi nabi berasal dari kata naba artinya ditinggikan,
berita. Dalam hal ini nabi ditinggikan derajatnya oleh Allah dengan memberinya
wahyu(berita). Sedangkan rasul berasal dari kata arsala yang artinya mengutus
dan rasul berarti diutus. Dalam hal ini rasul diutus untuk menyampaikan
pesan(risalah). Nabi tidak berkewajiban menyampaikan wahyu kepada orang lain
sedangkan rasul berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya. Nabi juga manusia biasa yang mengalami
kesedihan, sakit dsb.
Sifat-sifat yang wajib bagi rasul ada 4 yaitu
1.
As-sidqu
artinya seorang rasul selalu berkata benar dalam keadaan bagaimanapun.
2.
Al- amanah
(dipercaya) artinya seorang rasul selalu dapat menunaikan amanah.
3.
Tabligh yaitu
menyampakan risalah kepada umat manusia
4.
Fatonah yaitu seorang
rasul memiliki tingat kecerdasan dan kebijaksanaan yang tinggi.
Selain itu menurut Abu Bakar Al Jazairy sifat seorang nabi yang
tidak dapat di usahakan yaitu hak atau ketentuan Allah (muahalatun nubuwah) ada
3 kriteria:
1.
Al mitsliyah (keteladanan)
yaitu seorang nabi harus merupakan pribadi yang terpuji dan mulia.
2.
Ashrofun
nasab(keturunan yang mulia) yaitu mulia dalam budi dan terjauh dari sesuatu yang
merendahkan martabat dan kemanusiaan.
3.
‘amiluz zaman
yaitu kehadiran seorang naabi memang dibutuhkan masyarakat untuk mengisi
kekosongan rohani mereka.
Visi seorang nabi ialah menegakkan kalimatullah. Dan misinya ialah
basyiron wa nadziron yaitu memberi kabar gembira bagi manusia yang berbuat baik
dalam hidupnya dan memberi kabar buruk bagi orang yang dalam hidupnya berbuat
kejahatan.
Kita mengimani nabi yang berjumlah 25 yang
disebut di Al Quran secara tafsili. Sedangkan mengimani nabi selain yang berjumlah
25 tersebut secara ijmali. Jumlah Nabi dan rasul sangat banyak akan tetapi yang wajib
diketahui berjumlah 25:
1.
Adam
2.
Idris
3.
Nuh
4.
Hud
5.
Shaleh
6.
Ibrahim
7.
Ismail
8.
Ishaq
9.
Ya’qub
10.
Yusuf
11.
Luth
12.
Ayyub
13.
Syuaib
14.
Musa
15.
Harun
16.
zulkifli
17.
daud
18.
sulaiman
19.
ilyas
20.
ilyasa’
21.
yunus
22.
zakaria
23.
yahya
24.
isa
25.
muhammad saw
Rasul-rasul ulul azmi
Rasul-rasul
ulul azmi adalah rasul yang paling
banyak mendapat tantangan , penderitaan, tetapi mereka teguh, tabah, sabar dan
terus berjuang hingga tugas yang diberikan oleh Allah berhasil ditunaikan. Ada
lima rasul-rasul Ulul ‘Azmi yaitu nabi Muhammad, Nuh, Musa, Ibrahim dan Isa as.
Ada 5 bentuk keimanan kepada nabi muhammad saw yaitu:
1.
Mengakui
kebenaran nabi muhammad sebagai utusan Allah dengan syahadatain.
2.
Meyakini
kebenaran ajarannya
3.
Mengikuti dan
mengamalkan ajaran yang disampaikan
4.
Menyebarluaskan
ajaran yang disampaikan(dakwah).
5.
Meyakini dan
membenarkan nabi muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
E. IMAN KEPADA HARI AKHIR
Termasuk
beriman kepada hari akhir, adalah beriman dengan semua yang disampaikan Allah
dan Rasul-Nya tentang apa yang akan terjadi setelah kematian, seperti,
goncangan dan kedahsyatan hari kiamat, shirat (titian), timbangan dan
perhitungan amal, pembagian catatan amal manusia; ada yang menerima dengan
tangan kanannya dan ada yang menerima dengan tangan kiri atau dari belakang
punggungnya. Begitu pula beriman dengan telaga yang akan diberikan kepada nabi
Muhammad saw, beriman
dengan surga dan neraka, beriman bahwa orang-orang yang beriman akan melihat
Allah dan bahwa Allah akan berbicara dengan mereka, dan beriman dengan hal-hal
lain yang dijelaskan di dalam al-Qur'an dan as-Sunah yang sahih. Semua hal tersebut wajib diimani dan
dipercayai seperti apa yang dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Proses terjadinya Hari Akhir melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1.
Alam
kubur (barzakh) yaitu tempat penantian bagi orang yang sudah meninggal dan
sebagai batas antara alam dunia dan alam akhirat. Tempat terjadinya fitnah
kubur, siksa dan kenikmatannya.
2.
Kiamat
adalah suatu yang pasti terjadi tetapi tidak seorangpun yang mengetahui kapan
peristiwa itu terjadi. Tapi ada beberapa tanda kiamat yang diberikan oleh Nabi
Muhammad saw.
Tanda kiamat ada dua yaitu kiamat sughra dan kiamat
kubro. Tanda kiamat sughra antara lain:
a.
Jumlah
laki-laki lebih banyak daripada wanita.
b.
Banyak
anak yang durhaka kepada orangtuanya khususnya ibu.
c.
Lenyapnya
ilmu pengetahuan, banyak perzinahan yang terang-terangan dan banyak peminum
khamr
d.
Hari-hari
terasa sangat pendek.
Sedangkan kiamat besar ditandai dengan beberapa
peristiwa antara lain:
a.
Muncul
Dajjal
b.
Keluarnya
asap(dukhan)
c.
Keluarnya
binatang sejenis binatang yang aneh dsb
3.
Kebangkitan
yaitu hari dimana israfil meniup terompet/sangkakala.
4.
Berkumpul
di padang masyar
5.
Perhitungan
dan penimbangan
6.
pembalasan
F. IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
Menurut bahasa Qadha memiliki
beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan, pemerintah,
kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud
dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya
tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan arti Qadar
menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran, ketentuan. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau
kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk
tertentu sesuai dengan iradah-Nya.
Atau
secara sederhana, qada dapat diartikan sebagai ketetapan Allah yang telah
ditetapkan tetapi tidak kita ketahui. Sedangkan qadar ialah ketetapan
Allah yang telah terbukti dan diketahui sudah terjadi. Jadi hubungan
antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah berupa
qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya.Di dalam surat Al-Hijr ayat 21
Dengan
demikian yang dimaksud dengan qada dan qadar atau takdir adalah ketentuan atau
ketetapan Allah menurut ukuran atau norma tertentu. Dan untuk memperjelas pengertian qadha dan
qadar, berikut ini dikemukakan
contoh. Saat ini Abdul latif jatuh dari sepeda motor. Sebelum Abdul latif
lahir, bahkan sejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak
bernama Abdul latif akan jatuh dari sepeda motor.
Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan
ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :
1. Takdir
mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia.
Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk
mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia
cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini
Allah berfirman:
Artinya: Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia. ( Q.S Ar-Ra’d ayat 11)
2.
Takdir mubram; yaitu
takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak
dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan
dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan
bapaknya kulit putih dan sebagainya.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa akidah Islam yang terangkum dalam Rukun Iman merupakan landasan bagi setiap umat Islam dalam mempelajari dan mengimplementasikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penerapan akidah yang baik dan benar dapat mendatangkan manfaat bagi kita, misalnya memberikan ketenteraman jiwa, mewujudkan kehidupan yang baik, melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen serta dapat meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa akidah Islam yang terangkum dalam Rukun Iman merupakan landasan bagi setiap umat Islam dalam mempelajari dan mengimplementasikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penerapan akidah yang baik dan benar dapat mendatangkan manfaat bagi kita, misalnya memberikan ketenteraman jiwa, mewujudkan kehidupan yang baik, melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen serta dapat meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar